Minggu, 13 September 2015

ISA PERUMPAMAAN

Tidak diragukan, beberapa perkataan dan ajaran Isa as. konon berbeda dari ajaran-ajaran Taurat, tetapi jika kita mempelajari Taurat dengan seksama kita bisa menemukan di dalamnya dasar dari semua yang diajarkan Isa as.. Beliau berkata sendiri, tentang ajaran-ajaran ini, bahwa itu tidak baru dan terkandung dalam Taurat. Misalnya, menjelang penutupan Khotbah di Bukit, yang dianggap sebagai meletakkan aturan-aturan perilaku yang tidak terkandung dalam Taurat, Isa as. bersabda, 'sebab inilah hukum dan nubuat.' (Matius. 07:12) Singkatnya, nabi ada dua macam, mereka yang membawa syariat seperti Musa as. dan mereka yang hanya memulihkan dan mengukuhkan kembali syariat setelah manusia meninggalkannya; seperti, misalnya, Ilyas as., Yesaya as., Hezkiel as., Daniel as. dan Isa as.. Almasih Yang Dijanjikan as. juga mengaku sebagai nabi seperti yang terakhir (bukan pembawa syariat), dan menegaskan bahwa sebagaimana Isa adalah Khalifah (Penerus) terakhir dari risalah Musa, beliau adalah Khalifah terakhir dari risalah Islam. Karena itu, Jema’at Ahmadiyah menempati, terhadap sekte-sekte Islam lainnya, posisi yang sama seperti posisi Kristen terhadap sekte-sekte lain Yahudi. Kami percaya bahwa dalam Nabi Muhammad saw. genaplah nubuatan Musa as. yang terkandung dalam Ulangan (18:18), dan yang meramalkan kedatangan seorang nabi dari antara saudara-saudara Bani Israel, yang akan menjadi pembawa syariat seperti Musa as.. Muhammad saw., sebagai keturunan Ismail, salah seorang saudara dari Bani Israel, adalah pembawa syariat baru. Al-Qur'an Suci mengacu pada pemenuhan nubuatan Musa as. dalam pribadi beliau saw. dalam ayat berikut: ‘Kami telah mengutus seorang Rasul kepadamu yang menegakkan perintah-perintah agama dengan mengawasi pengamalanmu, sebagaimana Kami mengutus seorang rasul kepada Fir’aun.' (Al-Muzzammil, 73:16)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar