Sabtu, 19 September 2015

ATHEIS DAN THEIS KADANG SAMA

Apa gerangan yang telah memasukanmu ke dalam neraka? Mereka akan
menjawab, ‘Kami tidak termasuk orang‐orang yang mengerjakan sembahyang.
Dan kami tidak memberi makan orang‐orang miskin. Dan kami berceloteh
bersama mereka yang sibuk berceloteh. Dan kami terus‐menerus mengingkari
hari pembalasan.’ (S.74 Al‐Muddatstsir : 43‐47)

Ciri‐ciri suatu masyarakat materialistis dan tidak bertuhan telah dikemukakan di atas
secara lengkap dan tepat. Ciri‐ciri itu adalah :
1 Tidak melaksanakan sembahyang.
2 Tidak memberi makan kepada fakir miskin.
3 Mengejar kesenangan yang sia‐sia.
4 Menyangkal akan adanya pertanggungjawaban di Hari Kiamat.

Sebelum membahas lebih lanjut, sebaiknya kita hilangkan dahulu kerancuan yang akan
menyulitkan diagnosa keadaan suatu masyarakat. Bahkan pada masyarakat yang
kepercayaannya pada Tuhan terlihat kuat serta nyata dan mereka meyakini adanya akhirat
sebagai bagian integral dari agama mereka, ternyata kejahatan merajalela yang sebenarnya
sulit dipahami bisa ada di tengah pengikut Tuhan dan akhirat dengan kewajiban
pertanggung‐jawabannya
.
Muncul pertanyaan, mengapa di masyarakat yang percaya akan Tuhan dan adanya akhirat,
materialisme bisa mengakar sedemikian dalamnya? Jawabannya sebenarnya tidak sulit
kalau kita teliti kepercayaan mereka secara lebih mendalam. Kenyataan yang ada ialah
kepercayaan ketuhanan yang bersifat semu tidak dapat mempengaruhi perilaku
kemasyarakatan para penganutnya. Hal ini karena kepercayaan tersebut hanya bersifat
akademis dan tidak pernah diterapkan dalam perilaku keagamaan yang bertanggungjawab.
Bagaimana mungkin keimanan yang tulus kepada Tuhan berada bersamaan dengan
kebohongan, kepalsuan, egoisme yang ekstrim, pengelabuan hak orang lain, korupsi dan
kekejaman? Konsep ketuhanan dalam masyarakat demikian hanya bersifat kosmetik, amat
maya untuk dapat berperan dalam pembentukan perilaku manusia. Begitu juga dengan
kepercayaan pada akhirat dan pertanggungjawaban hanya merupakan bayangan semu dari
ajaran semula. Setiap saat, kepentingan individu pada waktu itu selalu mendominasi dan
mengabaikan pertimbangan mengenai kehidupan akhirat.

Jika kita berbicara mengenai masyarakat materialistis, kita tidak hanya berbicara mengenai
masyarakat yang tegas‐tegas menolak pemikiran mengenai ketuhanan dan kehidupan
akhirat. Kebanyakan masyarakat theistis atau pun atheistis mungkin terlihat bertentangan
secara diametral dalam ideologi mereka, namun nyatanya mereka memiliki sangat banyak
persamaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar