Jumat, 04 September 2015
BERLOMBA DALAM PERBUATAN BAIK
Menurut Islam, baik nafsu maupun ambisi harus didorong atau diredam menurut tuntunan samawi
guna tercapainya keseimbangan yang sempurna. Tanpa keseimbangan demikian, tak mungkin
tercapai kedamaian sosial. Islam menekankan bahwa dorongan ambisi dan nafsu demikian harus
terbebas dari status keuangan seseorang dan bisa tergapai oleh semua tingkatan masyarakat tanpa
atau dengan biaya minimal.
Ambisi untuk melebihi manusia lain dan mencapai ketenaran adalah suatu yang alami. Namun jika
nafsu alami tersebut tidak dikekang atau dikendalikan maka hal itu akan menjadi suatu yang buruk.
Contohnya, kecemburuan dan kecurangan akan meracuni semangat persaingan bebas sehingga
masyarakat secara keseluruhan pun bisa terimbas. Kecenderungan menggunakan obat perangsang
dalam olahraga hanyalah salah satu contoh kecil. Contoh persaingan dalam sektor industri dan
perdagangan di arena nasional dan internasional, dimana ketiadaan aturan main di lapangan telah
menghasilkan gambaran yang buruk sekali.
Bentuk permainan kotor di Dunia Ketiga berbeda dengan yang terdapat di negara‐negara maju. Di
Dunia Ketiga banyak ditemui korupsi, mengurangi mutu, pengkhianatan kepercayaan, penipuan
dan kecurangan sebagai sarana guna memperoleh keuntungan ekonomis secara cepat. Karena
itulah diperlukan ajaran moral dan agama di semua segi kegiatan manusia. Tanpa ajaran demikian
maka yang akan terjadi adalah konsekwensi‐konsekwensi buruk.
Islam memberikan petunjuk‐petunjuk detil menyangkut semua bidang perilaku dalam persaingan.
Hanya saja sayangnya di negara‐negara Islam dimana kita sering mendengar Islamisasi dan
fundamentalisme Islam, jarang sekali ditemui adanya usaha untuk meng‐Islamkan industri,
perdagangan dan hubungan perekonomian. Suatu tragedi besar sebenarnya.
Ayat Al‐Quran berikut ini mengemukakan esensi ajaran Islam berkenaan dengan masalah tersebut:
Bagi tiap orang ada suatu tujuan yang kepadanya ia menghadapkan seluruh
perhatiannya, maka berlomba‐lombalah dalam melaksanakan segala pekerjaan yang
baik. Di mana jua pun kamu berada, Allah akan mengumpulkan kamu semua.
Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu. (S.2 Al‐Baqarah: 149)
Dalam pernyataan singkat itu tersirat suatu kebijakan tak bertepi dan sangat dalam. Tuntunan ini
bisa menjadi pedoman dalam persaingan dalam segala bentuknya dan di segala bidang. Kebaikan
harus berdiri di atas segalanya dan menjadi tujuan akhir serta menjadi obyek dari semua
persaingan. Semua bentuk kecurangan dan kekejian seharusnya tidak mempunyai tempat dalam
persaingan apa pun.
Kalau saja waktunya memungkinkan, kita bisa merinci secara lebih detil dan memberikan contoh
yang cukup dari ajaran‐ajaran Islam tentang bagaimana menjaga kebersihan, kemurnian dan
kebenaran persaingan. Jarang orang menyadari bahwa kedamaian batin dan pikiran hanya bisa
dicapai dengan berlaku baik dan bukan dengan menggunakan cara‐cara curang dan jahat. Orang
seperti ini tidak akan pernah bisa berdamai dengan masyarakat mau pun dengan dirinya sendiri.
Pandangan luar memberikan gambaran sepertinya yang bersangkutan adalah seorang yang
berhasil dan bahagia, tetapi sebenarnya apa yang dicapainya itu lebih banyak merupakan
kemenangan hampa dan bukan keberhasilan murni.
Seorang teman dari seorang multi‐milioner di Pakistan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar