Rabu, 29 September 2021

PKI

Secara ideologi PKI mengusung kepemilikan bersama. Secara teologi katanya tidak berTuhan dan beragama. Secara kesetiaan, katanya dalang dibalik pemberontakan 65. Secara kemanusiaan, katanya rela membantai dan membunuh kelompok yang berbeda, demi visi dan misi mereka. 

Terlepasdari pro kontra tentang isu PKI, tekad kita selaku bangsa Indonesia adalah, kita bangsa yang BerTuhan dan beragama, walaupun bukan negara agama. Kita memberikan kemerdekaan kepada setiap orang untuk kaya dengan cara yang halal dan ikhlas dalam membantu yang sesama dan mau membayar pajak terhadap negara. Tidak akan memberontak terhadap NKRI. Tidak akan menyakiti, membunuh, mengusir siapapun. 

Apapun agama kita, apapun sekte dan golongan kita, semua kita adalah bersaudara dan putra NKRI. Sesama internal agama atau terhadap agama yang berbeda, sepanjang mereka taat hukum, maka mereka punya hak hidup, hak beribadah, hak untuk mendapatkan rasa aman, hak untuk mencari penghidupan, diseluruh wilayah NKRI.

Tugas kita adalah memajukan rakyat dalam segala bidang tanpa pandang suku dan agama.

Setiap perbedaan sudut pandang politik dan keagamaan, tidak membuat kita bermusuhan dan saling bentrok. Prilaku sadisme, intoleran, pemaksaan kebenaran dan pemikiran, harus dibuang jauh-jauh oleh orang yang BerTuhan dan beragama.


Rabu, 22 September 2021

KESEMPURNAAN SEBUAH KITAB SUCI

 Semakin sempurna sebuah kitab suci ( panduan lengkap 24 jam, dimulai dari bangun tidur sampai tidur kembali. Didalamnya ada panduan menikah, berpolitik, dagang, perang, damai dll ), maka semakin seorang pengiman bisa tersesat, jika tidak dibimbing oleh seorang Nabi atau dibimbing oleh seorang ulama pewaris Nabi.

Kejahatan apapun yang dilakukan dengan mengatasnamakan agama dan Tuhan, maka akan mendapatkan dukungan dari ayat-ayat kitab suci. Itulah yang dinamakan pembenaran.

Inti yang harus dipahami adalah, ayat-ayat kitab suci tidak pernah menyuruh seorang pengiman untuk melakukan kejahatan kemanusiaan.

Perang yang pernah terjadi dimasa lalu, seperti yang digambarkan didalam kitab suci sifatnya bertahan ( depensif ). Tidak pernah memulai untuk berperang, mengedepankan maaf dan perdamaian. Tidak pernah menganjurkan untuk berperang dengan orang yang satu kalimat ikatan tauhid. Perang disini hanya untuk merebut hak dan kemerdekaan didalam berkeyakinan, seperti yang tertuang didalam deklarasi HAM.

Ayat-ayat politik rawan dipolitisasi untuk politik identitas. Ayat-ayat pernikahan rawan disalah gunakan untuk melampiaskan nafsu yang tidak pernah puas. Ayat-ayat dorongan untuk mencari duniawi, rawan digunakan untuk menutupi kerakusan. Ayat-ayat perang, rawan digunakan untuk melegalkan kerusakan.

HIDUP ADALAH PILIHAN

 Hidup adalah pilihan. Setiap pilihan akan dipertanggungjawabkan. Setiap pilihan harus bermuara kepada kebaikan. Setiap pilihan tentu ada harga yang harus dibayarkan. Setiap pilihan belum tentu disukai orang.