Tulislah apa yang kamu ketahui. Tulislah apa yang kamu pahami. Tulislah apa yang kamu lakoni. Tiga inilah resep tulisan menjadi berbobot dan berisi.
zulheri sintang
Senin, 30 Mei 2022
Sabtu, 30 April 2022
AJARAN ASLI
Setiap orang yang beragama dizaman kini, harus kritis terhadap agamanya sendiri. Sebab usia agama itu ada yang sudah ribuan tahun. Tilik, mana yang masih asli dan murni, serta mana yang sudah terdapat penambahan disana sini.
Cara untuk menguliti adalah dengan membaca dan merenungi kitab suci, dari awal sampai akhir. Membaca sejarah kehidupan Nabi minimal dari diangkat menjadi Nabi sampai beliau tiada lagi. Jika sang pembaca jujur, maka dia akan menemukan apa - apa yang kontradiksi. Dia akan melihat apa - apa yang diperintahkan dan yang dilarang, lalu dikerjakan oleh orang dan dilanggar oleh orang - orang dizaman kini.
Dia harus membangun dialog cerdas didalam diri serta mempertanyakan kepada pemuka agama dizaman kini secara empat mata, kok bisa terjadi seperti ini? Kira - kira bisakah hal yang kontradiksi ini dikembalikan kepada yang asli, tanpa menimbulkan kehebohan disana - sini.
Jika hal ini tidak mungkin dilakukan, maka setiap orang boleh beragama secara mandiri dan sendiri - sendiri, jika kontradiksi tersebut berkaitan dengan hal-hal yang prinsip dan mendasar.
Rabu, 29 September 2021
PKI
Secara ideologi PKI mengusung kepemilikan bersama. Secara teologi katanya tidak berTuhan dan beragama. Secara kesetiaan, katanya dalang dibalik pemberontakan 65. Secara kemanusiaan, katanya rela membantai dan membunuh kelompok yang berbeda, demi visi dan misi mereka.
Terlepasdari pro kontra tentang isu PKI, tekad kita selaku bangsa Indonesia adalah, kita bangsa yang BerTuhan dan beragama, walaupun bukan negara agama. Kita memberikan kemerdekaan kepada setiap orang untuk kaya dengan cara yang halal dan ikhlas dalam membantu yang sesama dan mau membayar pajak terhadap negara. Tidak akan memberontak terhadap NKRI. Tidak akan menyakiti, membunuh, mengusir siapapun.
Apapun agama kita, apapun sekte dan golongan kita, semua kita adalah bersaudara dan putra NKRI. Sesama internal agama atau terhadap agama yang berbeda, sepanjang mereka taat hukum, maka mereka punya hak hidup, hak beribadah, hak untuk mendapatkan rasa aman, hak untuk mencari penghidupan, diseluruh wilayah NKRI.
Tugas kita adalah memajukan rakyat dalam segala bidang tanpa pandang suku dan agama.
Setiap perbedaan sudut pandang politik dan keagamaan, tidak membuat kita bermusuhan dan saling bentrok. Prilaku sadisme, intoleran, pemaksaan kebenaran dan pemikiran, harus dibuang jauh-jauh oleh orang yang BerTuhan dan beragama.
Rabu, 22 September 2021
KESEMPURNAAN SEBUAH KITAB SUCI
Semakin sempurna sebuah kitab suci ( panduan lengkap 24 jam, dimulai dari bangun tidur sampai tidur kembali. Didalamnya ada panduan menikah, berpolitik, dagang, perang, damai dll ), maka semakin seorang pengiman bisa tersesat, jika tidak dibimbing oleh seorang Nabi atau dibimbing oleh seorang ulama pewaris Nabi.
Kejahatan apapun yang dilakukan dengan mengatasnamakan agama dan Tuhan, maka akan mendapatkan dukungan dari ayat-ayat kitab suci. Itulah yang dinamakan pembenaran.
Inti yang harus dipahami adalah, ayat-ayat kitab suci tidak pernah menyuruh seorang pengiman untuk melakukan kejahatan kemanusiaan.
Perang yang pernah terjadi dimasa lalu, seperti yang digambarkan didalam kitab suci sifatnya bertahan ( depensif ). Tidak pernah memulai untuk berperang, mengedepankan maaf dan perdamaian. Tidak pernah menganjurkan untuk berperang dengan orang yang satu kalimat ikatan tauhid. Perang disini hanya untuk merebut hak dan kemerdekaan didalam berkeyakinan, seperti yang tertuang didalam deklarasi HAM.
Ayat-ayat politik rawan dipolitisasi untuk politik identitas. Ayat-ayat pernikahan rawan disalah gunakan untuk melampiaskan nafsu yang tidak pernah puas. Ayat-ayat dorongan untuk mencari duniawi, rawan digunakan untuk menutupi kerakusan. Ayat-ayat perang, rawan digunakan untuk melegalkan kerusakan.
HIDUP ADALAH PILIHAN
Hidup adalah pilihan. Setiap pilihan akan dipertanggungjawabkan. Setiap pilihan harus bermuara kepada kebaikan. Setiap pilihan tentu ada harga yang harus dibayarkan. Setiap pilihan belum tentu disukai orang.
Jumat, 01 November 2019
Tes
kemelekatan adalah penderitaan? Yaitu sebagai berikut: gugus
kemelekatan bentuk, gugus kemelekatan perasaan, gugus
kemelekatan persepsi, gugus kemelekatan bentukan-bentukan
batin, gugus kemelekatan kesadaran.688 Ini adalah, singkatnya, lima
gugus kemelekatan adalah penderitaan. Dan itu, para bhikkhu,
disebut Kebenaran Mulia Penderitaan.’ [308]